Mengenal Gempa Bumi

Apa itu Gempa Bumi?

Gempa bumi, mendengar kata gempa bumi terbayang benda yang bergoyang-goyang seperti pohon, jalan yang bergelombang berujung timbul retakan, tsunami. Gempa bumi merupakan sebuah bencana alam yang berupa guncangan atau getaran kencang dapat menimbulkan kerusakan, kerugian dan menelan korban jiwa, merusak rumah, jalanan, kendaraan, juga bangunan. Gempa bumi juga dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu pergerakan lateral, terjadi ketika dua lempeng bergerak sejajar satu sama lain, menciptakan gesekan yang menyebabkan gempa bumi. Pelepasan Tekanan batuan di kerak bumi membangun tekanan, yang dapat dilepaskan secara tiba-tiba, menyebabkan gempa bumi.Gempa  terjadi akibat adanya suatu pergerakan atau getaran pada lapisan bumi yang disebabkan adanya pergerakan atau pelepasan energi di kerak bumi. atau aktivitas vulkanik. Semakin besar kekuatan gempa, maka akan semakin serius dan parah kerusakan yang diakibatkannya. Besar kekuatan dan kerusakan dilihat dari seberapa dalamnya, kedalaman dari gempa tersebut. Gempa memiliki beberapa jenis, yang digolongkan dari segi penyebab, kedalaman, dan gelombanggempa bumi diukur dengan alat yang disebut Seismometer. Seismometer merupakan sensor yang digunakan dalam pengamatan gempabumi. Pada pelaksanaannya, terdapat pula istilah seismograf dan seismogram pada peralatan gempabumi. Seismograf merupakan alat yang digunakan untuk mencatat gempabumi yang mana seismometer adalah sensor dari seismograf. Hasil rekaman dari seismograf disebut seismogram, Seismogram atau rekaman gerakan tanah, atau grafik aktivitas gempa bumi sebagai fungsi waktu yang dihasilkan oleh seismometer. yang selanjutnya dianalisis ketika terjadi kejadian gempabumi. Seismogram mengandung berbagai macam infomasi diantaranya yaitu: kombinasi pengaruh sumber seismik, lintasan perambatan, dan noise pada lokasi perekaman. Selain Seismometer, adalagi beberapa peralatan peninjau gempa bumi yakni, Accerelometer dan Intensitymeter. Akselerograf atau yang sering juga dikenal dengan strong motion seismograph merupakan peralatan yang digunakan guna merekam guncangan tanah yang sangat kuat sehingga percepatan permukaan tanah terukur. Peralatan ini diperlukan dalam pengamatan gempabumi mengingat seismograf sangat sensitif sehingga suatu kejadian gempabumi dapat menghasilkan rekaman yang off scale atau bahkan berhenti ketika terjadi gucangan gempabumi yang sangat kuat. Pada kondisi tersebutlah diperlukan akselerograf agar kejadian gempabumi tetap tercatat dengan baik. Intensitymeter merupakan peralatan yang digunakan untuk mengetahui intesitas kejadian gempabumi. Perlatan ini merupakan bagian dari jaringan monitoring gempabumi kuat BMKG. jaringan intesitymeter dilengkapi dengan peralatan P-alert dari Taiwan. Hingga saat ini secara keseluruhan BMKG telah mengoperasikan 56 intensitymeter pada jaringan monitoring gempabumi kuat di Indonesia. 

Gempa darat merupakan gempa yang terjadi pada daratan atau di bawah permukaan bumi. Gempa darat biasanya terjadi akibat gesekan antara lempeng tektonik di bawah tanah. Perlu diketahui, gempa darat dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan dan infrastruktur yang berada di atasnya. Selain itu, gempa darat juga dapat menyebabkan tanah longsor, retakan pada tanah, dan kemungkinan terjadinya tsunami jika terjadi di daerah pantai. Sementara itu, gempa laut adalah gempa yang terjadi di bawah laut atau di lepas pantai. Sedangkan gempa laut terjadi akibat adanya pergeseran lempeng tektonik di dasar laut. Gempa laut dapat menyebabkan tsunami, yaitu gelombang besar yang dapat mencapai ketinggian puluhan meter dan merusak pesisir. Tsunami dapat terjadi ketika gempa laut yang kuat terjadi di dasar laut, mengakibatkan gelombang besar yang bergerak dengan cepat ke arah pantai.

Beda Gempa Darat dan Gempa Laut, perbedaan antara gempa darat dan gempa laut terletak pada lokasi terjadinya dan kemampuan masing-masing jenis gempa untuk menimbulkan kerusakan yang berbeda. Gempa darat dapat merusak bangunan dan infrastruktur di darat, sedangkan gempa laut dapat menimbulkan tsunami yang berbahaya bagi pesisir dan wilayah yang berdekatan dengan pantai. Kedua jenis gempa ini sama bahayanya, apalagi bila terjadi pada skala atau kekuatan yang besar. Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terjadi gempa. Hal tersebut lantaran wilayah Indonesia berada di jalur gempa aktif dunia dan dikelilingi oleh Cincin Api Pasifik (Ring of Fire). Indonesia juga berada di pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu 

Ciri-ciri Gempa Bumi

1. Getaran Bumi yang Kuat

Salah satu ciri utama gempa bumi adalah getaran kuat yang dirasakan di permukaan bumi. Getaran ini dapat bervariasi dalam intensitasnya, dari yang ringan hingga yang sangat kuat. Jika getaran ringan hanya dapat teras ajika sedang menapak atau menempel pada daratan, atau missal sedang berada di Kasur atau kursi, itu pun jika dalam keadaan peka, jika kekuatan sedang benda sedikit bergoyang, dan apabila kekuatan lumayan besar daratan seperti bergoyang atau bergelombang, biasanya bisa menjatuhkan benda, atau membuat benda berayun kencang.

2. Gelombang Seismik

Gempa bumi menghasilkan gelombang seismik, yang merambat melalui kerak bumi. Gelombang seismik merupakan gelombang elastis yang dihasilkan gempa bumi dan menjala rpada permukaan bumi dan bisa diukur dengan menggunakan seismograf. Gelombang ini merupakan ombak yang terjadi di daratan. Salah satu contoh yang paling jelas adalah pada peristiwa gempa di Yogyakarta pada tahun 2006. Pada bencana tersebut, terlihat gelombang seismik seperti gulungan karpet berjalan. Gelombang seismik terbagi menjadi dua tipe, yaitu gelombang bodi (body wave) dan gelombang permukaan (surface wave). Ada dua jenis utama gelombang seismik: gelombang primer (P-wave) yang cepat dan gelombang sekunder (S-wave) yang lebih lambat.  

3. Epicenter

Titik di permukaan bumi yang berada tepat di atas sumber gempa bumi disebut epicenter. Getaran terkuat terjadi di sekitar epicenter.

4. Hiposenter

Ini adalah titik di dalam bumi di mana gempa bumi sebenarnya terjadi. Juga dikenal sebagai fokus atau sumber gempa, kedalaman hiposenter dapat bervariasi.

5. Merusak Bangunan

Gempa bumi dapat merusak bangunan dan infrastruktur, terutama jika mereka tidak memenuhi standar tahan gempa. Bangunan yang tetap berdiri atau bertahan memiliki sistem atau struktur yang baik serta memiliki ketahanan yang kuat terhadap gempa, tentu pembuatannya dengan pondasi dan kerangka yang bagus dan sesuai standar gempa, mengingat Indonesia berada di wilayah rawan gempa.

6. Tsunami

Gempa bumi di dasar laut dapat memicu tsunami, gelombang besar yang dapat menghancurkan pesisir dan pulau-pulau di sekitarnya. Gelombang tsunami sangat cepat dan tinggi, sehingga menyapu bersih apapun yang menghalanginya.

7. Aftershock

Ada beberapa tahapan gempa yakni foreshock, mainchock dan aftershock, gempa foreshock merupakan gempa awal yaitu gempa yangmengawali gempa utama atau mainshock, gempa ini terjadi di titik yang sama dengan gempa utama atau mainshock, tingkat guncangannya lebih rendah. Kemudian gempa mainshock atau gempa utama merupakan gempa inti atau gempa yang parahnya, puncaknya. Kemudian terakhir terdapat beberapa gempa bumi diikuti oleh gempa-gempa kecil yang disebut aftershock. Mereka dapat terjadi selama beberapa hari atau bahkan minggu setelah gempa utama.

Penyebab Gempa Bumi

1. Gerakan Lempeng Tektonik

Penyebab utama gempa bumi adalah gerakan lempeng tektonik. Kerak bumi terdiri dari beberapa lempeng yang bergerak perlahan. Ketika lempeng ini bertemu, terjadi tumpang tindih atau gesekan, yang akhirnya memicu gempa bumi.

2. Subduksi

Ketika lempeng samudra bertemu dengan lempeng benua dan salah satunya mulai menyusup di bawah yang lain (subduksi), itu dapat menciptakan tekanan yang sangat besar yang berujung pada gempa bumi.

3. Tektonik Divergen

Saat lempeng bumi bergerak menjauh satu sama lain (divergen), itu juga dapat menyebabkan gempa bumi. Ini biasanya terjadi di dasar laut.

4. Gempa Vulkanik

Gempa bumi sering terjadi di sekitar gunung berapi. Ini disebabkan oleh pergerakan magma di bawah permukaan yang dapat memecahkan batuan dan memicu gempa.

5. Gempa Akibat Manusia

Meskipun jarang, aktivitas manusia seperti pengeboran minyak, jatuhnya benda besar yang berat, mobilitas kendaraan berat dan besar, pengisian waduk, dan pengeboman nuklir juga dapat memicu gempa bumi.

6. Zona Patahan

Gempa bumi sering terjadi di zona-zona patahan di mana lempeng-lempeng tektonik bertemu. Beberapa zona patahan terkenal termasuk Zona Patahan San Andreas di California dan Zona Patahan Sunda di Indonesia.

7. Gempa Intraslab

Gempa bumi ini terjadi di dalam lempeng tektonik, bukan di perbatasan lempeng. Mereka disebabkan oleh tegangan yang membangun di dalam lempeng.

Dalam menghadapi gempa bumi kita harus memiliki perbekalan kesiagaan dan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi. Karena gempa bumi dapat sangat berbahaya dan parah, penting bagi masyarakat dan peran pemerintah untuk memahami risiko gempa dan mengambil langkah-langkah pencegahan, serta edukasi bimbingan yang tepat, terdapat diantaranya yang dapat dilakukan yaitu;

Bangunan dengan standar gempa

Membangun atau membuat standar bangunan yang tahan akan gempa, seperti yang sudah di realisasikan di Jepang. Memastikan bangunan mematuhi standar tahan gempa dan melakukan peninjauan serta upgrade atau melakukan retrofit bangunan yang sudah ada agar keamanan dari bangunan tetap terjamin. 

Sistem peringatan dini

Perlu adanya sistem peringatan dini, serta melakukan pengembangan pada hal tersebut, agar system terus diperbaharui dan bersifat tepat tidak jauh meleset agar memungkinkan orang untuk mendapatkan peringatan sebelum gempa mencapai lokasi mereka. Serta dapat mempersiapkan diri dengan menyelamatkan barang-barang penting yang menunjang hidup mereka.

Edukasi publik

Peran pemerintah serta kesadaran diri kita sendiri sebagai masyarakat yang berilmu dan berkemanusiaan mengedukasi masyarakat atau khalayak lain tentang perilaku aman selama gempa, termasuk tempat perlindungan, misal dengan membangun jalur evakuasi beserta menempatkan papan penunjuk arah, mengajarkan teknik-teknik pertolongan pertama, Teknik bertahan hidup yakni membangun tenda, membuat api, dan

Persiapan Bencana. Kita juga perlu mengedukasi sesame kita untuk tidak berbuat rusuh, grasak-grusuk atau panik berlebihan yang dapat menyebabkan bahaya pada diri kita atau bahkan orang lain di sekitar kita. Mempersiapkan peralatan darurat dan persediaan makanan serta air yang cukup untuk bertahan selama beberapa hari setelah gempa.

Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. 

Merujuk pada data situs yang ada di berita sains, Live Science, Indonesia memiliki sejarah peristiwa alam gempa bumi terbesar yang ke-2 dari 10 gempa bumi dengan magnitudo terbesar sepanjang sejarah. Salah satunya yaitu gempa yang terjadi di Banda Aceh, Sumatra pada 26 Desember 2004.

Gempa ini memiliki kekuatan sebesar 9,1 magnitudo dan termasuk gempa terbesar ketiga dalam sejarah. Live Science mencatat, terdapat hampir 300 ribu orang tewas dan sekitar 1,2 juta orang mengungsi akibat gempa bumi tersebut.

“Guncangan sangat kuat dirasakan di Banda Aceh, tetapi aspek yang paling mematikan dari gempa ini adalah tsunami yang diakibatkannya. Itu yang menyebabkan lebih banyak kematian daripada yang pernah tercatat dalam sejarah hingga saat itu,” kata Live Science.

Kemudian, gempa bumi berkekuatan 8,6 magnitudo yang terjadi di lepas pantai Sumatra bagian utara pada 11 April 2012. Gempa bumi ini tercatat sebagai yang terbesar ke-10 sepanjang sejarah. Menurut Live Science, karena melanda beberapa ratus mil lepas pantai, getarannya terasa kuat hanya di beberapa pusat populasi, seperti Banda Aceh dan Meulaboh. “(Gempa) itu hanya menyebabkan kerusakan struktural ringan di wilayah metropolitan tersebut,” ujar Live Science.

Meski demikian, getaran ringan akibat gempa tersebut dapat dirasakan hingga Mumbai, India, dan Broome, Australia. Live Science mengatakan, terdapat dua orang tewas akibat gempa tersebut, lalu 8 orang meninggal karena serangan jantung, dan 12 orang luka-luka.


Kesimpulan

Gempa merupakan bencana alam yang berisiko tinggi merusak dan membahayakan, gempa terjadi akibat pergeseran lempeng tektonik bumi, seberapa parahnya gempa dapat terlihat dari seberapa kencangnya atau besarnya skala gempa, serta kedalaman gempa. Umumnya gempa ada gempa bumi darat dan laut, keduanya sama bahaya namun perbedaannya terletak pada lokasi kerusakan yang terjadi. Gempa bumi darat mengakibatkankerusakan parah di darat, yakni jalanan bisa ambles atau longsor, fasilitas rusak, sedangkan di laut menyebabkan tsunami, sama dengan gempa darat gempa laut juga merusak bangunan pesisir pantai. Kesiapsiagaan gempa juga harus diperhatikan dengan perasaan peka kita mengetahu foreshock, mainshock dan aftershock. Selalu amati informasi yang berlangsung dan berinisiatif mencari tahu agar tidak linglung atau hilang arah bila terjadi gempa atau bencana alam lainnya. Bila terjadi gempa yang harus kita lakukan adalah tetap tenang namun selalu siaga, kemudian mengevakuasi diri serta orang-orang dengan prioritas ke tempat yang aman dengan tenang.

Source:

https://www.harapanrakyat.com/2023/03/perbedaan-gempa-darat-dan-laut/

https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/akW98WXN-begini-ciri-ciri-gempa-besar-menurut-bmkg

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/24/120200223/apa-itu-gelombang-seismik-#google_vignette

https://www.akurat.co/lifestyle/1302926562/kenali-ciri-ciri-dan-penyebab-gempa-bumi-yang-banyak-terjadi-akhir-akhir-ini?page=2


https://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/62977


https://web.bpbd.jatimprov.go.id/2023/10/19/gempa-bumi-pemahaman-dasar-dan-dampaknya/#:~:text=Gempa%20bumi%20disebabkan%20oleh%20pergerakan,menciptakan%20tekanan%20yang%20kemudian%20dilepaskan.



https://stageof-tangerang.bmkg.go.id/?page_id=525#:~:text=Seismograf%20merupakan%20alat%20yang%20digunakan,dianalisis%20ketika%20terjadi%20kejadian%20gempabumi.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/24/120200223/apa-itu-gelombang-seismik-#google_vignette

https://www.hipwee.com/feature/inilah-bedanya-gempa-bumi-foreshock-mainshock-dan-aftershock-kenali-biar-bisa-lebih-waspada/

Comments

Popular posts from this blog

Personal color

Review 20 artikel